SLIDE KE 8

Desain Gambar Renovasi Masjid Attaqwa Gabugan

Pembangunan Renovasi Masjid Attaqwa Gabugan Dimulai 18 Juli 2022 Mohon Doa dan supportnya. Semoga Allah Memudahkan

Wisuda Rumah Tahfidz Masjid Attaqwa Gabugan Ke-2

Proses wisuda RT Attaqwa Gabugan yang diadakan di gedung IPHI Tanon dengan menghadirkan Ustadz Qosdi Ridwanullah

Suasana Malam saat Sholat Tarawih

Saat sholat tarawih dilaksanakan tetap diadakan penjagaan agar jamaan merasa aman dan nyaman saat sholat dilaksanakan

Foto bersama Dai Ramadhan dan Dua Anak Kecil Calon Dai Hafidz

Saat awal Ramadhan 1438 Hijriah Dai Ramadhan Ust Amar Makruf yang ditugaskan di masjid selama 1 bulan bersama dua anak kecil anak dari dr.Dwi Anton

Indahnya Sholat Idul Fitri di Lapangan Gabugan

Suasana idul fitri yang dinantikan banyak kaum muslimin. Sebagai simbul kemenangan setelah selama 1 bulan penuh melakukan puasa menahan lapar, dahaga dan hawa nafsu

Suasana Kultum Tarawih

Kultum tarawih biasa dilakukan setiap malam ramadhan agar jamaah meningkat ilmu tentang dinnya

Suasana TPA di Sore Hari

Anak-anak TPA belajar Al Quran dan mengaji dengan seksama dan dibagikan takjil menjelang berbuka puasa

Suasana Pembimbingan Islam

Ust Amar makruf memberikan pembimbingan terhadap anak -anak tentang Islam agar mereka semakin paham dan bangga dengan agamanya.

Pembangunan Masjid Attaqwa 18 Juli 2022

Pembangunan Masjid Attaqwa 18 Juli 2022
Pembangunan Masjid Attaqwa 18 Juli 2022

Tuesday, November 27, 2018

Kajian Umum Masjid At-Taqwa Gabugan


Kajian umum masjid At-Taqwa Gabugan semakin membuat makmurnya masjid. Kajian yang berlangsung selasa malam rabu 27 November 2018 jam 20.00 diisi oleh Ustadz Nashiruddin Abdul Halim pengasuh pondok Miftahul Huda Boyolali. Kajian berlangsung secara serius tapi santai itu tampak diikuti secara antusias oleh jamaah.


Ustadz Nashiruddin memberikan nasehat tentang mahalnya iman sekarang untuk mempertahankan di era fitnah ini.  Jika tidak berhati-hati maka bisa hilang iman kita.  Dan akhirnya justru terlempar ke dalam neraka. Fitnah subhat dan fitnah syahwat menjadi fitnah yang banyak menimpa umat Islam.  Walaupun itu seorang ustadz atau ulama sekalipun.

Fitnah subhat dilawan dengan ilmu. Ilmu yang berasal dari Rasulullah dan para shahabat.  Sementara fitnah syahwat dilawan dengan mengendalikan hawa nafsu. Memperbanyak ibadah dan menekan keinginan 2 dan kebiasaan yang menjerumuskan ke dalam kesesatan hawa nafsu.



Semoga kita jamaah masjid At-Taqwa Gabugan bisa terhindar fitnah fitnah tersebut.  Sehingga bisa membawa kita ke surga Nya Allah SWT.  I sya Allah. AAMIINN

Sunday, November 11, 2018

Menjamu Rombongan Tamu


Serombongan tamu jamaah tabligh asal Bali yang pulang setelah khusus ke Jogja.  Tamu disambut dengan baik oleh pengurus dalam suasana akrab sebagai sesama muslim.
Masjid At-Taqwa tetap akan memperlakukan tamu sebaik mungkin karena pada hakekatnya bahwa sesama muslim adalah bersaudara.  Bukan jadi masalah meski berbeda kelompoknya tetapi jika masih dalam ahlu sunnah wal Jamaah maka mereka adalah saudara.  Yang hal haknya harus dilindungi.

Gratis Makan Ba'da Jumatan



Program yang satu ini sangat banyak peminatnya di antara jamaah masjid At-Taqwa Gabuan. Masjid At-Taqwa menjamu tamunya di hari jumat dengan makan gratis.  Ini dilakukan tepatnya setelah sholat Jumat.
Dengan memakai gerobak seperti gerobak nasi kucing,  makanan disediakan di atas nya.  Dengan semangat dan antusiasme banyak jama'ah setelah sholat jumat langsung menyerbu area tempat makan tersebut.
Maaf bebas mengambil makanan di situ.  Harapan nya biar bisa merata maka bagi yang mengambil seauai kebutuhan perutnya.






Jumat Berbagi Masjid At-Taqwa Gabugan


Demi mengharap berkah yang makin melimpah.  Maka masjid At-Taqwa Gabungan meluncurkan program bantuan bagi masyarakat Gabungan yang membutuhkan.  Sekaligus sebagai syiar dan dakwah Islam agar masyarakat mau diajak ke jalan hidayah.  Mau berdekat dekat dengan masjid sehingga bisa melaksanakan sholat di masjid.
Program ini dilakukan pada hari jumat sesudah sholat subuh dan mendengarkan ceramah.  Penyerahan dikarenakan saat awal sarasehan bincang bincang persoalan dan solusi untuk masjid.
Alhamdulillah dengan program ini mulai banyak yang menjadi jamaah aktif masjid Gabungan.  Bagi jamaah yang ingin ikut serta dalam membantu mereka yang membutuhkan,  bisa menghubungi takmir masjid. Atau mengirim donasi ke rekening masjid. Rek BRI No.6866 0102 8219 530 an Masjid At-Taqwa Gabugan


Taman Pendidikan Qur'an Orang Tua


Taman pedidikan Qur'an bapak bapak dan Ibu ibu. Meski sudah mulai berumur namun semangat mereka masih sangat tinggi. Pendidikan ini dilaksanakan setiap hari senin dan jumat malam bada maghrib.
Pengampu kegiatan ini adalah Ustadz Azhar alumni Akademi Alquran FKAM.  Kegiatan ini berlangsung di Masjid At-Taqwa Gabungan.  Biasanya dilakukan di samping masjid.
Tak ketinggalan Ibu ibu dengan tekun pula ikut belajar.  Pengajar Alquran untuk Ibu ibu adalah ibu Siti Zaenab . Istri Bapak Mukhlis yang juga sebagai pengajar kajian Ibu ibu malam jumat.  Mohon doanya semoga diberikan istiqomah . Aamiin





Kajian Minhajul Muslim


Kajian mingguan mengupas kitab "Minhajul Muslim". Kajian berlangsung setiap hari jumat malam ba'da Isya.  Kajian dilakukan setelah belajar membaca Al-Quran bapak bapak yang dilaksanakan setiap bada maghrib. Kajian ini menerangkan secara runtut tentang dasar dasar Islam.  Diharapkan jamaah bisa menjadi lebih paham secara utuh atau kalah.
Kajian ini diikuti jamaah yang ada di masjid Gabungan. Bapak bapak,  ibu ibu dan para pemuda masjid.

Wednesday, October 24, 2018

Belajar Tahsin Bersama Ustadz Azhar


Keberadaan ustadz Azhar sebagai Ustadz di masjid At-Taqwa Gabugan mulai dirasakan manfaatnya. Diawali dengan kegiatan belajar tahsin Quran di masjid At-Taqwa gabugan beliau mengajar dengan sungguh sungguh. Kegiatan ini berlangsung  pada hari Selasa pukul 07.00 sampai 07.20. Siswa siswi SMP muhamadiyah gabugan tampak serius memperhatikan beliau.
Ustadz Azhar adalah salah satu alumni dari kampus akademi Al Qur'an FKAM , Klaten Polanharjo. Kegiatan ini ternyata terus berlanjut dan bahkan  dilaksanakan hampir setiap pagi. Sebenarnya keberadaan ustadz Azhar berperan sebagai pengganti . Hal ini dilakukan jika pengajar sebelumya berhalangan hadir mengisi jadwal hari tersebut. Barakallah semoga Allah memudahkan.

Reporter tim masjid At-Taqwa Gabugan.

Monday, August 27, 2018

Bantuan Air Bersih bagi Masyarakat Terdampak Kekeringan



Sebagai negara tropis, secara umum Indonesia memiliki 2 jenis musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau, yang semestinya datang secara rutin tiap 6 bulan. Namun, berbagai anomali yang timbul karena pemanasan global, dewasa ini berakibat pada inkonsistensi kedatangan musim penghujan dan musim kemarau yang kemudian berimplikasi luas bagi masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat di Kabupaten Sragen. Banjir karena musim penghujan yang terlalu lama maupun kekeringan karena musim kemarau yang berkepanjangan, nyatanya menjadi sebuah ancaman yang selalu menghantui masyarakat kita setiap tahun. Begitu juga tahun ini. Curah hujan yang amat minim semenjak awal tahun, bahkan nol di beberapa wilayah Kabupaten Sragen, membuat beberapa wilayah ini menderita kelangkaan air bersih, sehingga masyarakat sekitar harus mencari air di sumber yang cukup jauh serta menunggu bantuan air bersih dari berbagai instansi terkait.



Masjid At Taqwa Gabugan, sebagai sebuah wadah untuk mensejahterakan umat, merasa terpanggil untuk memberikan uluran tangan sebagai upaya meringankan beban saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah kekeringan ini. Setelah dilakukan koordinasi yang terbilang singkat, Masjid At Taqwa Gabugan memutuskan untuk memberikan bantuan air bersih bagi warga Desa Tlogotirto, Kecamatan Sumberlawang. Desa Tlogotirto dipilih karena sebagai salah satu daerah terdampak kekeringan, Desa ini masih kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah maupun pihak terkait, sehingga masyarakat disana masih berjuang keras untuk medapatkan air bersih.



Bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, tim dari Masjid At Taqwa Gabugan memulai perjalanan menuju Desa Tlogotirto, Sumberlawang pukul 15.00 WIB pada hari Minggu, 26 Agustus 2018 dari Masjid At Taqwa, kemudian melakukan pengisian air terlebih dahulu di sumber air Desa Peleman, Gemolong, lalu tiba di Desa Tlogitirto pukul 17.00 dengan membawa 8.000 Liter air bersih. Karena tim dari Masjid At Taqwa sudah berkoordinasi dengan warga setempat sebelumnya, tepat ketika rombongan tiba, masyarakat sudah berkumpul di halaman salah satu warga dan membawa wadah airnya masing-masing. Pak Samino, salah satu warga Desa Tlogotirto mengaku senang dan sangat terbantu dengan kedatangan mobil air ini karena sudah beberapa hari ini Pak Samino dan puluhan warga lainnya harus menempuh jarak sekitar 5 kilo meter untuk mendapatkan air bersih. Sakitar pukul 17.45, tim dari Masjid At Taqwa Gabugan memutuskan untuk meninggalkan lokasi terlebih dahulu, bertepatan dengan mobil tangki yang juga akan berpindah ke titik kumpul warga yang lainnya di desa yang sama.  



Melihat efektifnya hasil yang ditimbulkan dari kegiatan semacam ini, diharapkan untuk selanjutnya, Masjid At Taqwa Gabugan akan semakin rutin dalam memberikan bantuan cepat tanggap bagi masyarakat terdampak bencana khususnya di Kabupaten Sragen, sehingga Masjid At Taqwa Gabugan bukan hanya menjadi pusat kegiatan umat namun juga menjadi solusi bagi permasalahan umat.


Idul Adha: Momentum untuk Berbagi dan Bangkit


Sebagai salah satu hari raya Islam, Idul Adha bukan hanya menjadi ritual beribadah bagi umat muslim di dunia. Shalat Idul Adha yang dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban dengan berbagai tradisinya yang tidak merusak syariat yang ada, nyatanya mampu memberikan berbagai efek positif bagi masyarakat, seperti meningkatkan rasa gotong royong, membangun rasa saling peduli sertamenciptakan kesadaran bertenggang rasa yang ada di dalam masyarakat, bahkan bukan hanya antara sesama umat muslim saja.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, dalam rangkaian kegiatan hari raya Idul Adha tahun 1439 Hijriah, Masjid Besar At Taqwa Gabugan mengadakan kegiatan shalat Id berjamaah di kompleks Masjid Besar At Taqwa Gabugan yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan qurban. Pemotongan hewan qurban ini dilaksanakan pada hari yang sama dengan palaksanaan Shalat Id, hari Rabu, 22 Agsutus 2018 mulai dari pukul 08.30 sampai dengan sekitar pukul 14.00, berlokasi di area halaman Masjid At Taqwa Gabugan, dengan puluhan jamaah secara sukarela ikut berpartisipasi dalam proses penyembelihan, pemeliharaan daging hewan qurban, hingga pendistribusian daging qurban kepada 400-an kepala keluarga di sekitar Desa Gabugan.

Pada tahun ini, panitia pemotongan hewan qurban Masjid At Taqwa Gabugan menyembelih 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing. Ke-12 hewan qurban ini merupakan sumbangan dari 48 jamaah, baik yang berdomisili di sekitar masjid maupun yang sudah merantau hingga ke luar pulau Jawa. Realita bahwa masih banyaknya perantau asal Desa Gabugan yang ikut berqurban di Masjid At Taqwa, merupakan hal baik yang memberikan semangat dan menumbuhkan keayakinan bahwa Masjid At Taqwa Gabugan mampu untuk terus berkembang menjadi Masjid yang memberikan pelayan terbaik bagi masyarakat, mampu menjadi pusat kegiatan umat, karena eksistensi masjid Gabugan merupakan eksistensi jamaahnya sendiri yang tetap peduli pada masjid yang dicintainya, Masjid At Taqwa Gabugan.

Thursday, August 2, 2018

Kenapa Harus Jogokariyan?

Lawatan ke Masjid Jogokariyan Jogjakarta oleh Takmir masjid At-Taqwa Gabugan bersama puluhan Takmir masjid lain di wilayah Gemolong Raya menjadi sebuah babak baru khususnya bagi para pengurus Masjid At-Taqwa Gabugan. 

Masjid yang pada jaman Rasulullah Salallahu’alaihiwassalam menjadi tempat bertemunya berbagai unsur kehidupan dari agama, budaya, ekonomi hingga politik, dewasa ini semakin tergerus eksistensinya karena Masjid dianggap sebagai tempat yang monoton dan tidak k
ompatibel untuk srawung dan rembug bersama saudara-saudara seiman, seislam kecuali untuk hal keagamaan saja. Hal ini pula yang terjadi di Masjid At-Taqwa Gabugan. Alih-alih menjadi pusat kegiatan masyarakat di sekitar masjid, masjid hanya menjadi tempat berkumpul ketika acara-acara akbar. Bahkan saat ini jamaah masjid justru didominasi oleh orang-orang berusia lanjut, bukan pemuda yang sejatinya merupakan agen penggerak masjid yang memiliki passion yang lebih besar dalam berkegiatan. Maka dari itulah, kunjungan ke Masjid Jogokariyan ini sangat penting bagi para pengurus Masjid At-Taqwa gabugan, mengingat Masjid yang berlokasi di Kota Jogja bagian selatan ini memiliki banyak prestasi terkait pengelolaan masjid yang patut diimplementasikan juga oleh masjid-masjid lain di Indonesia, termasuk oleh Masjid At Taqwa Gabugan. 

Bermula dari sebuah mushalla kecil di Jalan Jogokariyan, Masjid Jogokariyan bermetamorfosis menjadi sebuah pusat kegiatan para muslim di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Pada masa awal berdirinya, masjid ini mampu mengubah arah masyarakat muslim sekitar masjid yang dulunya kental sebagai kaum “abangan” yang lebih mengutamakan unsur kejawen daripada unsur keislaman, menuju masyarakat islam madani yang berpegang teguh pada ahlussunnah wal jamaah. Masjid Jogokariyan memiliki visi, yaitu “Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir batin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di masjid”. Sementara itu, misi dari Masjid Jogokakariyan adalah menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan masyarakat, memakmurkan kegiatan ubudiyah di masjid, menjadikan masjid sebagai tempat rekreasi rohani jama’ah, menjadikan masjid tempat merujuk berbagai persoalan, dan menjadikan masjid sebagai pesantren dan kampus masyarakat.” 

Pada era milenial ini, masjid Jogokariyan memiliki berbagai program yang terkonsep sebagai “manajemen masjid” yang pada akhirnya mampu menarik banyak masyarakat untuk merapat dan menjadikan masjid Jogokariyan bukan hanya sebagai tempat beribadah tapi juga sebagai pusat peradaban umat, termasuk para anak muda di dalamnya. Program-program tersebut antara lain: 
1. Pemetaan Jamaah 
Ta’mir dan pengurus Masjid Jogokariyan memiliki peta dakwah yang jelas, wilayah dakwah yang nyata, dan jama’ah yang terdata. Masjid Jogokariyan menginisiasi sensus masjidyang ditujukan untuk mengetahui data-data jama’ah secara detail, mencakup potensi dan kebutuhan, peluang dan tantangan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, serta kekuatan dan kelemahan. Pendataan itu dimaksudkan sebagai database dan peta dakwah agar kegiatan masjid bisa lebih komprehensif. Database yang mereka miliki tidak hanya menyoal hal-hal semacam itu, melainkan juga menyoal siapa saja jamaah yang sudah menunaikan shalat dan yang belum, siapa jama’ah yang shalat berjamaah ke masjid dan yang tidak, siapa jamaah yang berqurban dan berzakat di Baitul Maal Masjid Jogokariyan, serta siapa saja jama’ah yang aktif mengikuti kegiatan di masjid, seperti kajian, dan yang tidak. 

2. Undangan Subuh 
Dalam rangka meningkatkan niat jamaah untuk beribadah subuh berjamaah di masjid, ta’mir Masjid Jogokariyan memiliki cara tersendiri. Mereka membuat undangan khusus kepada seluruh jama’ah yang disertai dengan nama lengkap mereka. Undangan tersebut berbunyi, “Mengharap kehadiran Bapak/Ibu/Saudara .... dalam acara Salat Subuh Berjama’ah, besok pukul 04.15 WIB di Masjid Jogokariyan.”. Di dalam undangan tersebut juga disertai hadist-hadist mengenai pentingnya beribadah Subuh berjamaah di masjid. Undangan semacam itu terlihat sangat eksklusif dan terbukti mampu meningkatkan jumlah jamaah shalat subuh berjamaah di Masjid Jogokariyan. 

3. Gerakan Sisa Infaq Nol Rupiah 
Berbeda dengan masjid pada umumnya, Masjid Jogokariyan sangat berupaya agar saldo infak yang diberikan jamaah habis setiap pekan alias nol rupiah, kecuali apabila ada perencanaan pembangunan atau renovasi tertentu. Para pengurus berpendapat bahwa infak jamaah bukan seharusnya disimpan di dalam rekening, melainkan harus dipergunakan untuk memaslahatan umat agar dapat memiliki nilai guna. Pemanfaatan uang infak pun bermacam-macam, selain untuk operasional masjid, juga digunakan untuk kebutuhan mendesak jamaah atau warga yang tinggal di sekitar masjid. Sebagai misal, apabila ada jamaah yang anaknya perlu membayar uang sekolah, berobat ke rumah sakit, dan lain-lain. Menurut mereka, sangat tidak etis ketika saldo rekening bank masjid menumpuk tetapi disekeliling mereka masih banyak warga yang mersakan kesulitan hidup. 

4. Gerakan Jamaah Mandiri 
Gerakan Jamaah Mandiri diinisasi oleh Masjid Jogokariyan yang bertujuan untuk menghitung jumlah infak ideal yang perlu dibayarkan oleh jamaah. Setiap jamaah akan diberi tahu jumlah uang infaknya tiap pekan, apabila jumlah yang ditentukan sesuai dengan jumlah yang diinfakan, maka jamaah tersebut disebut sebagai jamaah mandiri. Apabila uang infaknya lebih, mereka disebut sebagai jamaah pensubsidi, sedangkan apabila uang infaknya kurang, mereka akan disebut sebagai jamaah disubsidi. Metode semacam itu mampu membuat nominal infak yang diterima oleh Masjid Jogokariyan meningkat sebesar 400% setiap minggu.[10] Ta’mir masjid pun akan memberikan laporan transparan terkait alur pemasukan dan pengeluaran dana, sehingga jamaah akan merasa senang berinfak sekali pun tidak diminta. Hal itu diharapkan oleh ta’mir sebagai upaya agar ketika akan melakukan renovasi masjid, mereka tidak perlu membebani jamaah dengan proposal. 

5. Skenario Planning 
Masjid Jogkariyan memiliki strategi dakwah yang terencana dengan tema-tema tertentu setiap periodenya. Sebagai misal, pada periode 2000-2005, strategi dakwah Masjid Jogokariyan bertekad untuk mengubah tradisi kaum abangan di Kampung Jogokariyan menjadi islami murni. Hal itu dimaksudkan karena sebagian besar penduduk Kampung Jogokariyan adalah bekas abdi dalem keraton yang mempraktikan ajaran Islam dengan kultur Jawa. Masjid Jogokariyan juga mengajak anak-anak muda yang gemar bermabuk-mabukan di jalan untuk diarahkan ke masjid. Ta’mir terutama, menjadikan mereka sebagai petugas keamanan masjid. Selain itu, Masjid Jogokariyan juga mengajak anak-anak kecil untuk beraktivitas di lingkungan masjid. Hal itu dimaksudkan agar anak-anak memiliki kecintaan kepada masjid dan hati mereka selalu terpaut kepada masjid. Lebih jauh lagi, di periode tersebut, Masjid Jogokariyan mulai gencar untuk mengajak warga yang tinggal di sekitar masjid untuk shalat berjamaah di masjid. Skenario Planning ini termanifestasi dalam berbagai kegiatan rutin, yang memiliki segmentasi yang telah terencana dengan matang. 

a. Anak-anak
1) TPA Himpunan Anak-anak Masjid (HAMAS) Jogokariyan, setiap hari ba’da Maghrib 
2) Pengajian anak, setiap Sabtu ba’da Maghrib 

b. Remaja 
1) Pengajian Malam Rabu, setiap Selasa pukul 20.00 
2) Tadarus Al Quran Keliling, setiap Jumat pukul 20.00 

c. Kajian Umum 
1) Majelis Dhuha, setiap Kamis pukul 08.00, diasuh oleh Ust. Jazir 
2) Majelis Jejak Nabi, setiap hari Kamis pukul 16.00, diasuh oleh Ust. Salim A. Fillah 
3) Kajian Tafsir Qur’an, setiap Senin pukul 20.00, diasuh oleh Ust. Aris Munandar 
4) Tadabur Al Qur’an, setiap Jum’at pukul 16.00, diasuk oleh Ust. Okrizal Eka Putra 
5) Kuliah Subuh, setiap hari ba’da Subuh 

Semoga Masjid kita tercinta, Masjid At Taqwa Gabugan mampu berproses dan terus berkembang menjadi madrasah kehidupan yang baik, mengikuti proses baik yang selama ini sudah secara konsisten ditempuh oleh Masjid Jogokariyan. Aamiin yaa Rabbal’aalamiin 









Pranala Luar 
http://masjidjogokariyan.com/about/ 
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Jogokariyan 


Sunday, July 29, 2018

Hasil Belajar Bareng Bersama Masjid Jagakaryan

Alhamdulillah selama pertemuan takmir takmir masjid se Gemolong Raya dengan pengurus takmir Masjid Jagakaryan berlangsung antusias dan penuh pertanyaan dari para peserta. Adapun hasil pertemuan tersebut yang berhasil dicatat salah satu peserta jamaah (jadi lebih ringan klo bareng2...)dapat disimpulkan sebagai berikut :

▪️Fungsi Masjid di Zaman Rosulullah :

1. Tempat menuntut Ilmu
2. Tempat beribadah
3. Tempat menerima Musafir
4. Tempat membayar ZIS(fungsi zakat sebagai kepedulian Sosial)
Fiqih zakat menuliskan nama asli diumumkan,klo sedekah boleh inisial)
5. Tempat merawat orang sakit.
progam:membuat klinik di masjid
6. Menyelesaikan Permasalahan.
contoh: Menyelesaikan perselisihan antar jamaah atau permasalahan di Masyarakat.
7. Masjid Sebagai pembinaan masyarakat Islam

▪️ *Mengelola Masjid Profesional dan Ikhlas.*

🕌_Tahapan Membangun Manajemen Masjid:_

*A.  How to image:*
1. Terbuka untuk semua kalangan.
2. Masjid yg menyantuni jamaahnya.(penyelenggaraan baksos dll)
3. Tidak merepotkan Masyarakatnya.

*B. How to manage:*
1. Pembinaan dari Dini Mulai Anak,remaja,dibentuk wadah pengkaderan.
2. Sumber keuangan dari Infaq.

*C. How to Succes :*
1. Menentukan Wilayah dakwah
2. Melakukan Pendataan Masjid
3. Merencanakan kegiatan Masjid
4. Mensosialisasikan kegiatan Masjid
5. Membuat Laporan kegiatan Masjid

*Tanya jawab:*
1. Penggajian :
Bedakan antara Karyawan dan Relawan,yg karyawan di gaji UMR yg bekerja standar orang bekerja.

2. Teknis pembagian tugas Takmir:
Membuat Biro 26 Bidang Supaya malsimal per biro diberi tugasnya,tanggung jawab,wewenang dan kewajibannya.

3. Bagaimana penggalian dana agar bisa maksimal:
Melayani dengan baik ,memfasilitasi dengan progam tunjukkan kegiatan2 bermanfaat penggunaan dana sehingga para donatur senang dan mau kembali menjadi donatur.

4. Bagaimana menjadi masjid Makmur:
Menjadikan Masjid yang ukhuwah yg bisa menjadi memfasilitasi seluruh golongan jangan condong ke Golongan tertentu.

5. Apakah di Jogokaryan ada pelatihan pemberdayaan ekonomi:
Melakukan pendampingan Modal dan teknis diberikan informasi untuk belajar di BLK gratis dan kompeten.

6. Bagaimana mengajak orang agar mau Sholat:
*Mensholatkan orang hidup* dengan mendata meminta Ustadz untuk mendakwahi dengan memberi Bisyaroh ke Ustadz.

7. Menyatukan antara perbedaan yang pakai Qunut dan tidak:
Cari awalnya masjid itu dari mana wakafnya awal berdiri pakai yg mana.

8. Jumlah Infaq di Jogokariyan:
Infak per jumat sekitar 5 - 7 Jutaan,Parkir 9 jutaan per bulan,Infaq Subuh 4 juta per minggu.
Dipergunakan sesuai posnya kotak Infaq.


_Jogjakarta, 29 Juli 2018_
_@ Takmir Masjid Pelayan Umat_


Bincang santai kawula muda membahas lanjutan program Masjid Attaqwa gabugan ...Mantab


Semarak Masjid Attaqwa Ngangsu Kawruh di Masjid Jagakaryan



Begitu ide untuk belajar bareng ngangsu kawruh ke masjid Jagakaryan Jogjakarta langsung mendapat antusias luar biasa dari jamaahmasjid Gabugan. Qadarullah setelah terjadi pergantian pengurus takmir, maka para pengurus mendapat amanah untuk membuat program yang bisa memberikan banyak manfaat pada jamaah. Memberdayakan jamaah terutama di daerah sekitar target dakwah masjid Gabugan.

Maka gayung bersambut  hampir semua pengurus Masjid Besar Attaqwa Gabugan bersedia mengikuti studi banding  pada hari ahad 29 Juli 2009 . Tak mau ketinggalan ibu-ibu jamaah masjid juga ingin menunjukkan antusiasmenya. Dengan menyewa bis maka 29 orang berangkat ngangsu kawruh ke Jogja.


Dengan mengendarai bis tersendiri, rombongan pengurus takmir masjid ATTaqwa berangkat bergabung dengan 20 pengurus masjid lainnya di sekitar Gemolong Raya. Yang terdiri dari kecamatan Gemolong, Tanon, Sumberlawang, Miri, Kalijambe dan Plupuh. Kegiatan studi banding ini difasilitasi oleh Balai Dakwah Sragen dan Takmir masjid Al Ikhlas Gemolong.

Perjalanan dilakukan sekitar 3 jam. Sampai di masjid Jagakaryan jam 8.45 langsung disusul sholat dhuha dahulu. Alhamdulillah salah satu pengurus takmir masjid Jagakaryan Bapak Suharyanto menyambut hangat rombongan kami. Dengan bersama rombongan dari Karang anyar dan wonosari kami berdiskusi dari jam 9.00 sampai jam 11.00. Sesi tanya jawab yang digelar lebih dari satu jam tersebut banyak jamaah yang antusia bertanya. Bapak Agus Sutrisno menjadi penanya pertama yang terlihat sangat antusias. Penanya yang lain dari jamaah Tanon adalah Bapak Mukhlis, Bapak Darsono, Bapak jasmanto dan bapak ketua Tamir. Alhamdulillah banyak inspirasi dan motivasi yang kami dapatkan.


Suasana keakraban antar takmir masjid membuat mereka bisa saling menyemangati dan sharing tetang perkembangan masjid masing- masing. Semoga tidak hanya berhenti di sini tapi bisa berlanjut dalam program follow up dan eksekusinya.
Allahumma Aamiin.